Menjaga lingkungan tetap hijau dan bersih adalah tanggung jawab kita bersama.
Banyak hal dapat dilakukan. Nggak usah mikir yang muluk-muluk, mulai dari yang sederhana saja.
Mulai dari rumah kita, mulai dari diri kita....

Kamis, 24 Juni 2010

Membasmi Bibit Penyakit Pathogen Melalui Komposting

Proses komposting aerobik dapat menghasilkan suhu lebih dari 70oC dalam waktu yang relatif lama sehingga menimbulkan efek seperti proses pasteurisasi yang dapat mereduksi atau membasmi patogen, parasit, dan bibit gulma. Suhu tinggi yang dihasilkan tersebut terjadi secara alamiah sebagai hasil dari reaksi eksotermis degradasi materi organik dalam kondisi aerobik. Hal tersebut biasanya terjadi pada minggu-minggu awal proses komposting. Suhu tumpukan dapat dipertahankan sekitar 50oC selama satu bulanan. Suhu tertinggi yang dapat dicapai sekitar 75oC.

Untuk menjaga agar suhu tinggi dapat bertahan dalam waktu beberapa hari atau minggu, kondisi komposting harus dikendalikan dengan baik. Pengendalian itu mencakup sistem aerasi yang baik, ketersediaan nutrien yang cukup, dan kelembaban yang sesuai dengan sistem komposting. Sistem aerasi yang baik dapat didukung dengan memanfaatkan porositas bahan, terowongan angin dibawah tumpukan, dan pembalikan tumpukan yang reguler.

Ketersediaan nutrien dapat dicukupi dengan mengatur rasio karbon dan nitrogen (C/N ratio) limbah yang dikomposkan. Sedangkan kelembaban limbah dapat diatur dengan banyaknya air yang disiramkan ke limbah yang sedang dikomposkan. Faktor-faktor tersebut merupakan kunci penentu pencapaian suhu tinggi dan selang waktu pengeksposan yang cukup lama sehingga patogen dapat direduksi atau dibasmi.

Di Amerika Serikat terdapat regulasi yang mensyaratkan adanya tingkat minimal suhu yang harus dicapai selama proses komposting dan lamanya waktu pengeksposan terhadap suhu tersebut sehingga patogen di dalam limbah dapat direduksi atau dibasmi. Regulasi sistem komposting yang aman dari patogen dituangkan dalam regulasi yang dikenal dengan istilah Processes to Further Reduce Pathogens (PFRPs) (Epstein, 1997). Untuk komposting aerobik di dalam reaktor tertutup atau sistem tumpukan statik yang teraerasi, minimal suhu yang harus dicapai adalah 55oC dan dijaga keberlangsungannya selama tiga hari berturut-turut.

Sedangkan untuk sistem windrow, suhu minimal yang harus dicapai adalah sama, hanya saja waktunya harus lebih lama, yaitu 15 hari. Dalam periode tersebut pembalikan dilakukan sedikitnya 5 kali. Sementara produk komposnya harus masuk ke kelas A dimana kepadatan fecal coliform harus lebih kecil dari 1000 MPN per gram total berat kering padatan, atau kepadatan Salmonella sp. lebih kecil dari 3 MPN per 4 gram total berat kering padatan.

Tidak ada komentar: