Menumpuknya sampah dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit, mulai dari penyakit ringan hingga yang berbahaya. Keberadaan bibit penyakit di dalam sampah biasanya berasal dari tercemarnya sampah oleh feses (kotoran) manusia maupun ternak, atau karena vektor serangga pembawa penyakit yang bersarang di dalamnya. Sampah yang tercemar feses manusia dan hewan ternak dapat menjadi sumber penyakit menular atau sumber patogen yang terdiri atas bakteri, virus, protozoa, dan helminth atau cacing. Penyakit-penyakit yang diakibatkannya antara lain diare, disentri, kolera, tifus, hepatitis, taeniasis, dsb.
Di dalam sampah, berbagai jenis patogen tersebut biasanya dapat hidup antara 5 – 100 hari tergantung dari kondisi lingkungan yang mempengaruhinya, misalnya suhu lingkungan, pH, kelembaban, dsb. Sebagai contoh, bakteri E. coli dapat hidup 50 – 90 hari dalam sampah berlumpur pada suhu 20 – 30oC. Untuk beberapa jenis cacing dapat bertahan lama di sampah. Telur cacing perut Ascaris lumbricoides, misalnya dapat hidup beberapa bulan di sampah. Sebagian besar jenis penyakit yang ditimbulkan oleh patogen yang berasal dari feses manusia adalah penyakit perut seperti diare, disentri, dan kolera.
Di musim penghujan tingkat pertumbuhan kuman dan risiko penyakit yang ditimbulkan dari sampah biasanya meningkat. Kuman yang seharusnya bisa mati oleh sinar matahari, di musim penghujan tidak mati, justru terbawa air hujan hingga ke sungai, dan selokan. Warga yang tinggal di hilir sungai harus lebih waspada karena di situlah segala bakteri dan virus berkumpul.
Sementara itu, beberapa jenis vektor penyakit yang biasa hidup di sampah adalah nyamuk, lalat, pinjal dan tungau. Nyamuk yang menjadi vektor penyakit penting di Indonesia adalah dari genus Culex (penyebab penyakit filariasis), Anopheles (penyebab penyakit malaria) dan Aedes (penyebab penyakit demam berdarah). Lalat yang biasa menjadi vektor adalah Musca domestica dengan membawa berbagai jenis kuman seperti Vibrio cholerae yang menyebabkan penyakit kolera.
Tikus yang bersarang di tempat sampah juga dapat menjadi penyebar penyakit pes. Penyakit pes disebabkan oleh bakteri Pasteurella pestis yang hidup di pinjal Xeopsylla cheopsis. Pinjal tersebut hidup dipermukaan tubuh tikus dengan menghisap darahnya. Sementara itu kucing dan anjing liar yang mengais-ngais makanan di tempat-tempat penampungan sampah juga dapat menjadi penyebar penyakit toxoplasmosis dan cacing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar