Gerakan Masyarakat Mendaur Ulang Sampah dan Komposting Menuju Kota yang Bersih dan Hijau
Menjaga lingkungan tetap hijau dan bersih adalah tanggung jawab kita bersama.
Banyak hal dapat dilakukan. Nggak usah mikir yang muluk-muluk, mulai dari yang sederhana saja.
Mulai dari rumah kita, mulai dari diri kita....
Banyak hal dapat dilakukan. Nggak usah mikir yang muluk-muluk, mulai dari yang sederhana saja.
Mulai dari rumah kita, mulai dari diri kita....
Minggu, 20 Juni 2010
Mencintai Bumi Melalui 3R di Rumah
Pada tanggal 22 April yang lalu masyarakat dunia merayakan Hari Bumi (the Earth Day) dan pada tanggal 5 Juni merayakan Hari Lingkungan Hidup sebagai bentuk kepedulian akan pentingnya kelestarian Bumi, satu-satunya tempat hidup dan sumber kehidupan bagi manusia, satwa, dan fauna. Seperti biasanya, ketuarentaan Bumi dan beban lingkungan akibat rakusnya pengeksploitasian sumber daya alam dan pencemaran limbah di darat, di laut, dan di udara, menjadi tema sentral perayaan lingkungan hidup di mana pun, tak terkecuali di Indonesia. Namun sayangnya, apabila dicermati, peringatan-peringatan yang biasa dilakukan sebagian bersifat seremonial belaka. Mestinya, peringatan tersebut tidak sekedar itu tetapi diikuti dengan program-program konkrit penyelamatan lingkungan sesuai dengan semangat dari dicanangkannya Hari Bumi dan Hari Lingkungan Hidup.
Sejatinya semangat perayaan lingkungan adalah segala tindakan nyata yang terkait dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Tindakan tersebut tidak harus besar dan berbiaya wah, tetapi dapat berupa tindakan-tindakan ‘kecil’ keseharian kita. Sebagai contohnya adalah tindakan peduli sampah di rumah, yaitu suatu tindakan bagaimana kita mengelola sampah kita sendiri, oleh setiap anggota keluarga, di rumah sendiri. Kita tahu bahwa rumah tangga merupakan penghasil utama sampah perkotaan dan saat ini sampah perkotaan telah menimbulkan berbagai macam problematika lingkungan dan petaka.
Peduli sampah di rumah adalah sebuah kepedulian akan pentingnya usaha meminimalisir atau mereduksi (reduce) jumlah sampah rumah tangga, menggunakan kembali (reuse) material-material yang masih dapat dimanfaatkan, dan pentingnya merubah pandangan bahwa sampah bukan semata-mata barang buangan yang tidak berguna, tetapi merupakan bahan baku yang dapat didaur ulang (recycle) menjadi produk yang bermanfaat. Ketiga jenis tindakan tersebut dikenal dengan 3R (reduce, reuse, dan recycle).
Jika distratakan, maka R level pertama pada 3R adalah reduce, level kedua reuse, dan level ketiga adalah recycle. Oleh karena itu apabila diletakkan pada bentuk piramid, reduce menduduki tempat di puncak, sedangkan di bawahnya secara berturut-turut adalah reuse, kemudian recycle.
Reduce berada di puncak piramid karena merupakan usaha atau tindakan pertama agar jumlah sampah yang dihasilkan di rumah tangga dapat ditekan seminimal mungkin. Hal ini merupakan langkah preventif yang memerlukan perubahan persepsi dan perilaku kita terutama pada saat berbelanja kebutuhan sehari-hari entah itu di warung, di pasar, di toko, di mal atau pun di hypermarket.
Untuk pembelian barang apapun, sebelum memutuskan membelinya perlu dipikirkan secara matang apakah produk tersebut benar-benar dibutuhkan, bagaimana mutunya dan berapa lama masa pakainya. Sementara itu, carilah barang yang sederhana material pembungkusnya, karena toh akhirnya material pembungkus juga dibuang. Barang dengan material pembungkus sederhana belum tentu mutunya jelek. Bahkan dengan bungkus sederhana biasanya harga akan lebih miring, karena sepuluh persen uang yang dibelanjakan diperuntukan untuk biaya pembungkusan oleh produsen.
Membeli barang dengan wadah yang dapat diisi ulang atau dapat digunakan kembali juga merupakan langkah yang bijaksana, seperti membeli minyak goreng dan pembersih lantai refill, karena akan mengurangi sampah wadah. Demikian pula menghindari pembelian barang yang sekali pakai lantas buang. Sebagai contoh, lebih baik membeli baterei yang dapat di-recharge, barang dengan wadah yang tahan lama, dan pencukur jenggot yang dapat diganti-ulang pisau siletnya.
Satu lagi tindakan yang perlu kita biasakan yaitu membawa tas belanjaan sendiri. Dengan membawanya sendiri kita tidak perlu kantong plastik kresek dari toko sehingga jumlah sampah kantong kresek dapat berkurang. Kantong kresek merupakan material yang sulit terurai ketika dibuang sehingga mencemari lingkungan. Di negara-negara maju, membawa tas belanjaan dari rumah dapat menjadi kebiasaan karena kantong kresek dari toko ketika belanja tidak gratis lagi tetapi dihargai sekian sen.
Demikianlah, contoh-contoh kegiatan reduce, langkah level pertama peduli sampah di rumah dengan maksud untuk meminimalkan jumlah sampah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar