Gerakan Masyarakat Mendaur Ulang Sampah dan Komposting Menuju Kota yang Bersih dan Hijau
Menjaga lingkungan tetap hijau dan bersih adalah tanggung jawab kita bersama.
Banyak hal dapat dilakukan. Nggak usah mikir yang muluk-muluk, mulai dari yang sederhana saja.
Mulai dari rumah kita, mulai dari diri kita....
Banyak hal dapat dilakukan. Nggak usah mikir yang muluk-muluk, mulai dari yang sederhana saja.
Mulai dari rumah kita, mulai dari diri kita....
Rabu, 02 Juni 2010
Mengenal Jahe Merah
Tanaman jahe diperkirakan berasal dari India dan dibawa oleh para pedagang ke negeri Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional.
Dalam cerita rakyat Cina dikisahkan Kong Hu Chu yang hidup pada tahun 551 – 479 SM suka sekali menyantap makanan berbumbu jahe karena cita rasanya yang khas dan memberi rasa hangat.
Dalam klasifikasi tanaman, jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain.
Secara lengkap klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
Nama daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), dan geraka (Ternate).
Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya, jahe (Zingiber officinale Rosc.; Ginger) dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
• Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak
• Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit
• Jahe merah
Jahe putih besar atau jahe gajah (Z. officinale var. officinarum) rimpangnya lebih besar dan gemuk. Ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan.
Jahe putih kecil atau jahe emprit (Z. officinale var. amarum) ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
Jahe merah (Z. officanale var. rubrum) rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil. Sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar