Untuk menciptakan area pembuangan sampah, sebuah lingkaran tanggul sepanjang 7 km dibangun untuk menutup bagian timur Pulau Semakau dan Pulau Sekang. Tanggul tersebut dibuat dari jutaan meter kubik batuan dan pasir yang, tentu saja berasal dari kepulauan Riau, melingkupi areal seluas 350 hektar (tiga kali lebih luas dari TPA Bantargebang). Areal tersebut seperti lakyaknya sebuah laguna raksasa, di mana sebagian areanya sudah diisi dengan timbunan sampah, dan sebagian besar lainnya masih berisi air laut.
Untuk mencegah infiltrasi air leachate (lindi) ke perairan laut di sekitarnya, pada bagian dasar tanggul dan dasar TPA dilapisi dengan membran impermeable (kedap air) dan lapisan clay (lempung), sehingga pencemaran lingkungan dapat dicegah. Selanjutnya, lindi yang berasal dari TPA tersebut dipompa dan ditampung di unit pengolahan limbah cair yang terletak di dalam area TPA itu sendiri.
TPA Semakau pada dasarnya merupakan duplikasi dari TPA lepas pantai yang berada di Tokyo, Jepang, yaitu TPA lepas pantai Outer Central Breakwater dan New Sea Surface yang berkapasitas 120 juta meter kubik sampah. TPA Semakau sendiri memiliki kapasitas tampung sebesar 63 juta meter kubik sampah sehingga diperkirakan dapat menampung sampah Singapura sampai 40 tahun mendatang. Bila penuh nanti, TPA Semakau merupakan pulau baru seluas ratusan hektar yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti taman wisata, daerah industri, dsb.
Oleh karena letaknya di lepas pantai, di TPA Semakau juga dibangun pelabuhan sampah yang berfungsi sebagai tempat pembongkaran sampah dari barge (kapal tongkang) pengangkut sampah yang berlayar ke TPA tersebut. Limbah padat dari kapal tongkang dibongkar dengan ekskavator dan dimasukan ke dalam truk berkapasitas 35 ton untuk dibawa ke area pembuangan. Di area tersebut sampah dibongkar, kemudian diratakan, dan dipadatkan dengan buldozer. Untuk membangun TPA Semakau dan fasilitas pendukungnya, Pemerintah Singapura menghabiskan biaya sebesar 610 juta dolar Singapura. Biaya tersebut lebih mahal dari yang dibutuhkan untuk membangun TPA sanitary landfill di daratan.
TPA Semakau tidak seperti TPA di Indonesia, material sampahnya tidak menimbulkan emisi gas yang berbau dan relatif stabil karena sampah yang masuk berupa material inert seperti abu sampah yang berasal dari insinerator dan bongkaran bangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar