Vermicomposting berasal dari bahasa Inggris vermes (cacing) dan composting (pengkomposan). Dengan demikian vermicomposting sering diartikan sebagai proses pembuatan kompos melalui budidaya cacing. Dalam budidaya tersebut diperoleh dua produk yaitu biomassa cacing dan casting (produk seperti kompos yang dalam bahasa Indonesia disebut kascing).
Pada awalnya teknologi vermicomposting digunakan untuk menangani limbah padat organik yang berasal dari peternakan. Limbah padat peternakan khususnya kotoran ternak cocok untuk budidaya cacing karena strukturnya relatif halus, dan kaya akan nutrisi. Dalam perkembangannya, vermicomposting tidak hanya terbatas untuk menangani limbah peternakan, tetapi juga untuk menangani sampah organik rumah tangga dan sampah kota.
Namun apabila dibandingkan dengan budidaya cacing melalui media kotoran ternak, Vermicomposting sampah organik kota kurang populer karena membutuhkan relatif banyak biaya, tenaga, peralatan, dan perhatian yang intensif dibandingkan dengan sistem penanganan sampah organik lainnya, seperti pengkomposan sistem open windrow. Selain itu penanganan sampah organik kota dengan vermicomposting juga memiliki risiko kegagalan yang tinggi apabila pengelolaanya tidak tekun dan profesional.
Namun demikian, penerapan teknologi vermicomposting untuk menangani sampah organik kota skala kecil atau skala rumah tangga masih memungkinkan. Para penghuni rumah tangga dapat melakukannya sendiri. Pengetahuan atau informasi mengenai vermicomposting skala rumah tangga sekarang relatif mudah didapatkan. Pelatihan budidaya cacing sudah sering dilakukan dan buku-buku petunjuk budidaya cacing atau vermicomposting juga mudah didapatkan di toko-toko buku. Bibit cacing saat ini banyak tersedia di beberapa pengusaha cacing.
Di beberapa negara seperti Kanada, Australia, Kuba dan India, aktifitas kegiatan vermicomposting pada tingkat rumah tangga dan gardener sudah cukup populer.
Melakukan kegiatan vermicomposting untuk menangani sampah organik seperti sampah rumah tangga atau sampah kota membutuhkan ketekunan dan keterampilan tersendiri. Tanpa ketekunan proses vermicomposting tidak akan berjalan baik karena kegiatan tersebut tidak ada bedanya dengan kegiatan beternak. Yang diternakan dalam hal ini adalah cacing tanah yang notabene adalah hewan yang sensitif terhadap perubahan lingkungan, jenis pakan, dan hama pengganggu. Sementara itu, vermicomposting sampah memerlukan perhatian yang lebih serius daripada vermicomposting kotoran ternak, karena sampah yang akan dijadikan media atau pakan cacing perlu disortir dahulu secara selektif. Pada pokoknya, ketekunan dan keterampilan sangat diperlukan dalam kegiatan vermicomposting atau daur ulang sampah organik menjadi kascing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar