Menjaga lingkungan tetap hijau dan bersih adalah tanggung jawab kita bersama.
Banyak hal dapat dilakukan. Nggak usah mikir yang muluk-muluk, mulai dari yang sederhana saja.
Mulai dari rumah kita, mulai dari diri kita....

Senin, 27 September 2010

Compost Idol di Kuala Kencana dan Tembagapura

Di antara nara sumber pelatihan daur ulang sampah rumah tangga yang dilaksanakan baik di Kota Kuala Kencana maupun di Tembagapura adalah Bapak Firman L. Sahwan. Kepakarannya di bidang komposting patut diacungi jempol karena mampu membawakan materi dasar dan teknik komposting dalam bahasa yang lugas, sederhana dan mudah dipahami oleh ibu-ibu rumah tangga.

Istilah-istilah rumit diganti dengan istilah keseharian, misalnya ketika menerangkan C/N ratio, unsur C diibaratkan sebagai nasi, dan N sebagai lauk pauk. Kebutuhan oksigen mikroba aerob, diibaratkan kebutuhan kita akan udara untuk bernafas, dan kebutuhan akan kelembapan yang tepat ibarat kita butuh air untuk minum. Tapi kalau airnya kebanyakan, komposting akan berhenti karena bakteri aerobnya kelelep, katanya...

Selingan-selingan humornya juga cukup segar dan mengakrabkan para Kader Lingkungan yang baru kenal. Maka tak ayal lagi, pak Firman menjadi idolanya Ibu-ibu Kader Lingkungan di kedua Kota Tambang tersebut. Oleh karena itu, kami menyebutnya sebagai ”Compost Idol”. Bila waktu rehat tiba, Pak Firman diserbu oleh para Kader dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kompos, media tanam, dan budidaya tanaman hias.

Dalam pelatihan daur ulang tersebut Pak Firman membawakan materi tentang dasar-dasar komposting, tatacara pembuatan komposter aerobik, dan tata cara proses kompostingnya. Materi dasar komposting yang dibawakannya meliputi parameter –parameter komposting seperti C/N ratio, aerasi, kelembapan, temperatur, pH, ukuran fraksi sampah, bioaktivator, dan sebagainya. 

Sementara itu pembuatan komposter yang diajarkan adalah komposter aerobik hasil disain BPPT yang telah teruji di berbagai kota di Indonesia. Komposternya sederhana, menggunakan bahan baku lokal, tidak tergantung aktivator komersial, tidak mengakibatkan bau dan tumbuhnya belatung, dan mudah penggunannya.

Proses komposting yang diajarkan meliputi pemilahan sampah, pencacahan sampah organik, pencampuran dengan bumbu kompos, pengadukan, pengendalian kelembapan, dan pemanenan kompos. Dalam praktek komposting peserta pelatihan yang jumlahnya mencapai 50 orang (baik yang di Kota Kuala Kencana maupun Tembagapura) dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok dibekali satu unit komposter aerobik yang khusus kami bawa dari Jakarta. Sampah yang digunakan dalam praktek terdiri atas sampah dapur dan sampah kebun yang dibawa sendiri oleh para Kader Lingkungan.

Tidak ada komentar: