Gerakan Masyarakat Mendaur Ulang Sampah dan Komposting Menuju Kota yang Bersih dan Hijau
Menjaga lingkungan tetap hijau dan bersih adalah tanggung jawab kita bersama.
Banyak hal dapat dilakukan. Nggak usah mikir yang muluk-muluk, mulai dari yang sederhana saja.
Mulai dari rumah kita, mulai dari diri kita....
Banyak hal dapat dilakukan. Nggak usah mikir yang muluk-muluk, mulai dari yang sederhana saja.
Mulai dari rumah kita, mulai dari diri kita....
Jumat, 18 Juni 2010
Pendapat Para Pakar Kompos Dunia tentang Bioaktivator
Sebenarnya kontroversi penggunaan bioaktivator sudah ada sejak tahun 50-an dimana teknologi komposting limbah padat organik mulai berkembang pesat. Berikut ini beberapa pendapat para pakar kompos dunia tentang bioaktivator.
Dr. Clarence Golueke
Bagi para peneliti kompos, Dr Golueke bukanlah nama yang asing. Golueke dikenal sebagai Bapak Kompos karena kepakarannya di bidang penelitian kompos sehingga ilmu komposting berkembang begitu pesat. Dalam hal penggunaan bioaktivator Golueke telah mengadakan serangkai penelitian intensif sejak tahun 1954.
Bioaktivator yang digunakan antara lain adalah tanah kebun, kotoran kuda, materi organik yang telah membusuk, dan berbagai produk bioaktivator yang diperdagangkan. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa penambahan bioaktivator tidak mempercepat proses komposting dan tidak meningkatkan kualitas produk kompos secara signifikan meskipun bioaktivator yang dipergunakan kaya akan mikroba.
Kontak pribadi dengan penulis via e-mail pada tahun 2004 disebutkan bahwa: “…Based on our the results of our research and on our experience we can tell you that the commercial inocula we have evaluated do not accelerate the composting process and do not improve the quality of the finished compost significantly…” (Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pengalaman yang kami lakukan, kami sampaikan bahwa berbagai macam inokulum komersial yang kami evaluasi tidak mempercepat proses komposting dan tidak meningkatkan kualitas kompos secara signifikan).
Kemudian Dr. Golueke menyatakan bahwa: “…The use of commercial inocula to enhance the composting process is a waste of good money…“ (Penggunaan inokula untuk mempercepat proses komposting hanya buang-buang uang).
Kemudian disampaikan bahwa: “…In the composting proces, the existing indigenous microflora was adequate …“ (di dalam proses komposting, mikroba yang terdapat di dalamnya sudah cukup memenuhi kebutuhan).
Dr. Elliot Epstein
Dr. Epstein juga seorang pakar kompos yang disegani seperti halnya Dr. Golueke. Pengalaman panjang di dunia komposting tidak diragukan lagi. Pada tahun 1997 Elliot menerbitkan textbook kompos yang berjudul “The Science of Composting” yang membahas tentang ilmu dasar komposting secara mendalam. Dalam Bab 3 tentang Mikrobiologi, Epstein menyatakan bahwa: “…At present time, no data in the literatur indicate that the addition of inoculants, microbes, or enzymes accelerates the composting process…” (Sampai saat ini tidak ada satu literatur pun yang mengindikasikan bahwa penambahan inokulan, mikroba atau enzim mempercepat proses komposting).
Selanjutnya tentang bagaimana sebenarnya mempersiapkan proses komposting yang optimal, Epstein menyatakan bahwa: “…Preparing feedstock in terms of particle size, optimum moisture, and optimum C/N ratio along with managing the composting system for proper aeration appears to provide the best condition for optimum composting…” (persiapan bahan baku berupa ukuran partikel, kelembapan yang tepat, rasio C/N yang optimal yang dilakukan sepanjang pengelolaan komposting dengan sistem aerasi yang tepat akan memberi kondisi yang paling baik terhadap komposting yang optimal).
Pada tahun 2004 penulis mencoba menghubunginya via e-mail untuk klarifikasi tentang pendapatnya tersebut, Dr Epstein masih berkesimpulan yang sama seperti di atas.
Dr. Luis Diaz
Bagi para peneliti kompos, Dr. Luis Diaz juga bukan nama yang asing. Penelitian dan pengalamannya di bidang komposting sangat luas. Pendapatnya tentang pengaruh aktivator terhadap proses komposting sama dengan pendapat Dr. Clarence Golueke dan Dr. Elliot Epstein, bahwa penambahan inokula tidak mempercepat proses komposting dan meningkatkan kualitas kompos secara signifikan.
WHO
Sementara itu, badan kesehatan dunia, WHO (World Health Organization), dalam laporannya yang berjudul “Composting and Sanitary Disposal and Reclamation of Organic Waste” menyatakan bahwa: “…the use of inoculums were shown to be unnecessary and those offered for sale to be worthless…” (penggunaan inokulum memperlihatkan bahwa hal itu tidak diperlukan dan penjualannya tidak berguna).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar